Sebab-Sebab Ampunan di Bulan Ramadhan
Senin, 12 September 2011
0
komentar
Dalam bulan Ramadhan
ada banyak sekali sebab-sebab turunnya ampunan. Di antara sebab-sebab turunnya
ampunan itu adalah :
5. Beristighfar
Meminta ampunan serta berdo'a ketika dalam keadaan puasa, berbuka dan ketika makan sahur. Do'a orang puasa adalah mustajab (dikabulkan), baik ketika dalam keadaan puasa ataupun ketika berbuka Allah memerintahkan agar kita berdo'a dan Dia menjamin mengabulkannya.
Allah berfirman dalam Surat Al-Mu'min ayat 60 (artinya) :
"Dan Tuhanmu berfirman, "Berdo'alah kepada-Ku, niscaya Aku mengabulkannya untukmu.
Dan dalam sebuah hadits disebutkan :
"Ada tiga macam orang yang tidak ditolak do'anya. Di antaranya disebutkan,"orang yang berpuasa hingga ia berbuka" (HR. Ahmad, At-Tirmidzi, An- Nasaa'i dan Ibnu Majah). Ibnu Khuzaimah dan Ibnu Hibban dalam kitab Shahih mereka masing-masing, dan At-Tirmidzi mengatakannya hadits shahih hasan.
Karena itu, hendaknya setiap muslim memperbanyak, dzikir, do'a dan istighfar di setiap waktu, terutama pada bulan Ramadhan.
Ketika sedang berpuasa, berbuka dan ketika sahur, di saat Allah turun di akhir malam.
Nabi shalallahu 'alaihi wasallam bersabda :
"Tuhan Yang Mahasuci dan Maha tinggi turun pada setiap malam ke langit dunia, (yaitu) ketika masih berlangsung sepertiga malam yang akhir seraya berfirman : "Barangsiapa berdo'a kepada-Ku, niscaya Aku kabulkan untuknya, barangsiapa memohon kepada-Ku, niscaya Aku memberinya dan barangsiapa memohon ampunan kepada-Ku, niscaya Aku mengampuninya." (HR.Muslim).
1. Melakukan Puasa di bulan ini
(Ramadhan).
Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam bersabda :
"Barangsiapa puasa Ramadhan karena iman dan mengharap pahala Allah, niscaya ia diampuni dosanya yang telah lalu." (Hadits Muttafaq 'Alaih)
2. Melakukan Shalat tarawih dan tahajjud di dalamnya.
Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam bersabda : "Barang siapa melakukan shalat malam di bulan Ramadhan karena iman dan mengharap pahala Allah, niscaya diampuni dosanya yang telah lalu." (Hadits Muttafaq 'Alaih)
3. Melakukan Shalat dan ibadah lain di malam Lailatul Qadar.
Yaitu pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan. Ia adalah malam yang penuh berkah, yang di dalamnya diturunkan Al-Qur'anul Karim.
Dan pada malam itu pula dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah.
Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam bersabda : "Barangsiapa melakukan shalat di malam Lailatul Qadar karena iman dan mengharap pahala Allah, niscaya ia diampuni dosanya yang telah lalu." (Hadits Muttafaq 'Alaih)
Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam bersabda :
"Barangsiapa puasa Ramadhan karena iman dan mengharap pahala Allah, niscaya ia diampuni dosanya yang telah lalu." (Hadits Muttafaq 'Alaih)
2. Melakukan Shalat tarawih dan tahajjud di dalamnya.
Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam bersabda : "Barang siapa melakukan shalat malam di bulan Ramadhan karena iman dan mengharap pahala Allah, niscaya diampuni dosanya yang telah lalu." (Hadits Muttafaq 'Alaih)
3. Melakukan Shalat dan ibadah lain di malam Lailatul Qadar.
Yaitu pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan. Ia adalah malam yang penuh berkah, yang di dalamnya diturunkan Al-Qur'anul Karim.
Dan pada malam itu pula dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah.
Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam bersabda : "Barangsiapa melakukan shalat di malam Lailatul Qadar karena iman dan mengharap pahala Allah, niscaya ia diampuni dosanya yang telah lalu." (Hadits Muttafaq 'Alaih)
4. Memberi ifthar (makanan untuk
berbuka) kepada orang yang berpuasa.
Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam bersabda : "Barangsiapa yang di dalamnya (bulan Ramadhan) memberi ifthar kepada orang berpuasa, niscaya hal itu menjadi (sebab) ampunan dari dosa-dosanya, dan pembebasan dirinya dari api Neraka. " (HR. Ibnu Khuzaimah (dan ia menshahihkan hadits ini), Al-Baihaqi dan lainnya)
Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam bersabda : "Barangsiapa yang di dalamnya (bulan Ramadhan) memberi ifthar kepada orang berpuasa, niscaya hal itu menjadi (sebab) ampunan dari dosa-dosanya, dan pembebasan dirinya dari api Neraka. " (HR. Ibnu Khuzaimah (dan ia menshahihkan hadits ini), Al-Baihaqi dan lainnya)
5. Beristighfar
Meminta ampunan serta berdo'a ketika dalam keadaan puasa, berbuka dan ketika makan sahur. Do'a orang puasa adalah mustajab (dikabulkan), baik ketika dalam keadaan puasa ataupun ketika berbuka Allah memerintahkan agar kita berdo'a dan Dia menjamin mengabulkannya.
Allah berfirman dalam Surat Al-Mu'min ayat 60 (artinya) :
"Dan Tuhanmu berfirman, "Berdo'alah kepada-Ku, niscaya Aku mengabulkannya untukmu.
Dan dalam sebuah hadits disebutkan :
"Ada tiga macam orang yang tidak ditolak do'anya. Di antaranya disebutkan,"orang yang berpuasa hingga ia berbuka" (HR. Ahmad, At-Tirmidzi, An- Nasaa'i dan Ibnu Majah). Ibnu Khuzaimah dan Ibnu Hibban dalam kitab Shahih mereka masing-masing, dan At-Tirmidzi mengatakannya hadits shahih hasan.
Karena itu, hendaknya setiap muslim memperbanyak, dzikir, do'a dan istighfar di setiap waktu, terutama pada bulan Ramadhan.
Ketika sedang berpuasa, berbuka dan ketika sahur, di saat Allah turun di akhir malam.
Nabi shalallahu 'alaihi wasallam bersabda :
"Tuhan Yang Mahasuci dan Maha tinggi turun pada setiap malam ke langit dunia, (yaitu) ketika masih berlangsung sepertiga malam yang akhir seraya berfirman : "Barangsiapa berdo'a kepada-Ku, niscaya Aku kabulkan untuknya, barangsiapa memohon kepada-Ku, niscaya Aku memberinya dan barangsiapa memohon ampunan kepada-Ku, niscaya Aku mengampuninya." (HR.Muslim).
Jika sebab-sebab ampunan di bulan Ramadhan demikian
banyak, maka orang yang tidak mendapatkan ampunan di dalamnya adalah orang yang
memiliki seburuk-buruk nasib.
Kapan lagi ia mendapatkan ampunan jika ia tidak diampuni pada bulan ini ?
Kapan dikabulkannya (permohonan) orang yang ditolak pada saat Lailatul Qadar ?
Kapan baiknya orang yang tidak menjadi baik pada bulan Ramadhan ?
Dahulu, ketika datang bulan Ramadhan, umat Islam senantiasa berdo'a :
"Ya Allah, bulan Ramadhan telah menaungi kami dan telah hadir maka serahkanlah ia kepada kami dan serahkanlah kami kepadanya. Karuniailah kami kemampuan untuk berpuasa dan shalat di dalamnya, karuniailah kami di dalamnya kesungguhan, semangat, kekuatan dan sikap rajin. Lalu lindungilah kami didalamnya dari berbagai fitnah."
Mereka berdo'a kepada Allah selama enam bulan agar bisa mendapatkan Ramadhan, dan selama enam bulan (berikutnya) mereka berdo'a agar puasanya diterima.
Di antara, do'a mereka itu adalah : "Ya Allah serahkanlah aku kepada Ramadhan, dan serahkan Ramadhan kepadaku, dan Engkau menerimanya daripadaku dengan rela." (Lihat Lathaa'iful Ma'aarif, oleh Ibnu Rajab, him. 196-203)
Demikianlah beberapa Sebab-Sebab turunnya ampunan di bulan Ramadhan ini, dan semoga bisa kita amalkan untuk mendapatkan pengampunan dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
Kapan lagi ia mendapatkan ampunan jika ia tidak diampuni pada bulan ini ?
Kapan dikabulkannya (permohonan) orang yang ditolak pada saat Lailatul Qadar ?
Kapan baiknya orang yang tidak menjadi baik pada bulan Ramadhan ?
Dahulu, ketika datang bulan Ramadhan, umat Islam senantiasa berdo'a :
"Ya Allah, bulan Ramadhan telah menaungi kami dan telah hadir maka serahkanlah ia kepada kami dan serahkanlah kami kepadanya. Karuniailah kami kemampuan untuk berpuasa dan shalat di dalamnya, karuniailah kami di dalamnya kesungguhan, semangat, kekuatan dan sikap rajin. Lalu lindungilah kami didalamnya dari berbagai fitnah."
Mereka berdo'a kepada Allah selama enam bulan agar bisa mendapatkan Ramadhan, dan selama enam bulan (berikutnya) mereka berdo'a agar puasanya diterima.
Di antara, do'a mereka itu adalah : "Ya Allah serahkanlah aku kepada Ramadhan, dan serahkan Ramadhan kepadaku, dan Engkau menerimanya daripadaku dengan rela." (Lihat Lathaa'iful Ma'aarif, oleh Ibnu Rajab, him. 196-203)
Demikianlah beberapa Sebab-Sebab turunnya ampunan di bulan Ramadhan ini, dan semoga bisa kita amalkan untuk mendapatkan pengampunan dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
Sumber Artikel dari buku :
RISALAH RAMADHAN [indonesia]
Oleh : Abdullah Bin Jarullah Bin Ibrahim Al Jarullah
penerjemah :
Muhammad Yusuf Harun, MA.
Ainul Harits Umar Arifin Thayib, LC.
Ahmad Musthalih Afandi, LC.
RISALAH RAMADHAN [indonesia]
Oleh : Abdullah Bin Jarullah Bin Ibrahim Al Jarullah
penerjemah :
Muhammad Yusuf Harun, MA.
Ainul Harits Umar Arifin Thayib, LC.
Ahmad Musthalih Afandi, LC.
Baca Selengkapnya ....