INDAHNYA SURGA

Posted by Unknown Sabtu, 25 Desember 2010 0 komentar
Membaca buku Agar Hati Selembut Salju karya Syaikhul Islam Ibnu Qudamah benar-benar membuatku jadi pribadi malu. Ya, malu kalau saya tidak bisa masuk surga. Begitu indahnya surga. Aku sangat rindu dan segera ingin segera masuk surga.
Pada bagian 11, buku ini mendeskripsikan keindahan surga. Di surga, kita akan melihat Allah. Ini dapat dibaca dalam QS. Al Hajj:47. Allah akan turun ke surga selama 7.000 tahun sekali. Namun, Anda tidak perlu risau. Sehari di sisi tuhanmu sama dengan seribu tahun menurut perhitunganmu. Jadi, Allah akan turun ke surga dalam 7 hari atau sepekan hitungan manusia.
Allah akan membentangkan hijab cahaya. Lalu, Dia akan mengutus Jibril untuk menemui penduduk surga dan memberitahukannya agar penduduk surga datang mengunjungi Allah.
Seorang berangkat dalam sebuah rombongan besar dengan dikelilingi malaikat dan gema takbir serta disinari cahaya dari arah depan. Lalu, penduduk surga bertanya, “Siapakah orang yang telah diizinkan Allah untuk mengunjungi-Nya?”


Para malaikat itu pun menjawab, “Ini adalah orang yang diciptakan dengan tangan-Nya, yang menjadi tempat-Nya meniupkan roh-Nya, yang diajari-Nya nama-nama makhluk-Nya, dan yang menjadi objek sujud malaikat-Nya. Ini adalah Adam as. Dia telah diizinkan mengunjungi Allah.”
Selanjutnya, seorang lagi berangkat bersama rombongan malaikat dengan dikelilingi gema tasbih malaikat dan cahaya. Penduduk surga pun bertanya, “Siapakan orang ini yang telah diizinkan untuk mengunjungi Allah?”
Para malaikat itu pun menjawab, “Ini adalah orang yang dipilih-Nya untuk menerima wahyu-Nya, yang dipercaya-Nya untuk mengemban risalah-Nya, yang diutus dengan kenabian-Nya, dan yang api dijadikan-Nya dingin untuknya. Ini adalah Ibrahim as. kekasih Tuhan semesta alam dan kekasihnya yang tiada duanya.”
Selanjutnya, seorang lagi berangkat bersama rombongan malaikat, Adam, Ibrahim, Musa, dan seluruh rombongan penduduk surga dengan dikelilingi gema tasbih malaikat dan cahaya. Penduduk surga pun bertanya, “Siapakan orang ini yang telah diizinkan untuk mengunjungi Allah?”
Para malaikat itu pun menjawab, “Ini adalah orang yang dipilih-Nya untuk menerima wahyu-Nya, yang dipercaya-Nya untuk mengemban risalah-Nya, yang diutus dengan kenabian-Nya. Dia adalah penutup para nabi dan rasul, pemilik liwa’ul hamd (panji-panii pujian), orang pertama yang keluar dari bumi, pemimpin anak-anak Adam, nabi yang memiliki telaga terluas dan tempat tinggal terbesar, pemberi syafat paling awal dan penerima izin untuk memberi syafat paling dahulu. Ini adalah Ahmad (orang yang terpuji, sebutan akrab malaikat kepada Muhammad). Allah telah mengizinkannya untuk mengunjungi-Nya.”
Para malaikat pun langsung bangkit dan memasang mimbar dari cahaya, ranjang dari cahaya untuk para shidiq, dan kursi cahaya untuk syuhada. Sementara, manusia-manusia yang lain duduk di atas gundukan minyak kesturi. Para malaikat tidak mempunyai bagian sedikit pun dari surga karena ia tidak makan dan minum.
Usai itu, para malaikat duduk melingkar (QS Az Zumar:75). Tiba-tiba, di hadapan penduduk surga yang terendah kedudukannya telah disiapkan 70.000 talam emas warna-warni yang berisi berbagai jenis daging burung. Kelembutan daging burung itu laksana kelembutan keju, baunya bak minyak kesturi, dan manisnya bak madu. Daging itu tidak berbulu dan tidak pula bertulang. Daging itu tidak dimasak dengan api dan diiris dengan pisau. Dan penduduk surga dapat merasakan perbedaan rasa untuk setiap jenisnya. (Bayangkan, 70.000 jenis daging dengan rasa berbeda)
Setelah itu, Allah Azza wa Jalla berfirman, “Selamat datang, wahai hamba-hamba-Ku, makhluk-Ku, tamu-Ku, dan tetangga-Ku. Berilah mereka makan.”
Tiba-tiba, di hadapan penduduk surga yang terendah kedudukannya berdiri 70.000 anak muda laksana mutiara yang berjajar sambil memegang wadah-wadah perak dan cerek/ teko-teko emas yang berisi minuman. Minuman itu dinginnya seperti es, manisnya laksana madu, dan baunya bak minyak kesturi. Minuman itu dicampur dengan jahe dan kamper serta distempel dengan tinta minyak kesturi. Rasa dari satu teko ke teko yang lain berbeda (Bayangkan, 70.000 teko dengan rasa minuman yang berbeda). Anak-anak muda itu melayani hingga mulutnya selama 40 hari. Penduduk surga tidak merasa pusing dan tidak pula mabuk.
Setelah itu, Allah Azza wa Jalla berfirman kepada mereka, “Selamat datang, wahai hamba-hamba-Ku, makhluk-Ku, tamu-Ku, dan tetangga-Ku. Makanlah buah-buahan surga!“
Ternyata, pohon surga itu setinggi gunung dan buahnya sebesar tempayan besar. Buah itu mengundang selera, berasa segar, dan berlemak. Buah itu adalah kurma segar yang pernah diberikan Allah kepada Maryam.
Setelah itu, Allah Azza wa Jalla berfirman kepada mereka, “Selamat datang, wahai hamba-hamba-Ku, makhluk-Ku, tamu-Ku, dan tetangga-Ku. Berikanlah mereka pakaian!”
Tiba-tiba, di hadapan penduduk surga telah tumbuh sebatang pohon emas yang berpelepah perak. Pohon itu menumbuhkan sutra tipis, sutra tebal, dan sutra halus. Lalu, mereka menerima pakaian terlipat yang diseterika dengan cahaya Allah dan dihias dengan wahyu.
Setelah mereka memakainya, Allah Azza wa Jalla berfirman kepada mereka, “Wahai hamba-hamba-Ku, makhluk-Ku, tamu-Ku, dan tetangga-Ku. Kalian telah makan, minum, menyantap buah-buahan, dan berpakaian. Sekaramg, berikanlah mereka minyak wangi!”
Maka, berhembuslah angin yang bernama mutsirah (perangsang) dan menyebarkan wangi minyak kesturi putih yang sangat wangi. Minyak wangi itu mengenai mereka dari celah-celah pepohonan hingga membasahi pakaian dan surban mereka.
Setelah mereka memakainya, Allah Azza wa Jalla berfirman kepada mereka, “Wahai hamba-hamba-Ku, makhluk-Ku, tamu-Ku, dan tetangga-Ku. Kalian telah makan, minum, menyantap buah-buahan, dan memakai wangi-wangian. Kini, aku akan memperlihatkan wajah-Ku kepada kalian.!”
Maka, Allah pun menambakkan wajah-Nya di hadapan penduduk surga seraya berucap, “Assalaamu’alaikum, wahai hamba-hamba-Ku. Lihatlah Aku.” Allahu akbar……! Serentak, penduduk surga itu pun berkata, “Maha Suci Engkau. Mahasuci Engkau ya Allah.” Ingin rasanya saya segera berjumpa Tuhan saya. Semoga bermanfaat. Selamat pagi dan selamat berpuasa.
Oleh: Johan Wahyudi
Sumber: http://lomba.kompasiana.com/puasa-dulu-baru-lebaran/2010/08/31/indahnya-surga/


Baca Selengkapnya ....

Siapapun Berhak Mendapatkan Nikmat Allah

Posted by Unknown 0 komentar
Siapapun manusia yang merasa bahwa karenalah seseorang bisa makan, pastilah orang yang sangat sombong di dunia ini. Karena sebenarnyalah hanya Allah yang bisa memberi rejeki maupun menghalangi sampainya rejeki kepada seseorang. Coba kita tengok sebentar kisah Nabi Sulaeman yang saya kutip kembali dari beberapa sumber bacaan :
Menurut sejumlah riwayat, pernah suatu hari Nabi Sulaiman as bertanya kepada seekor semut, “Wahai semut! Berapa banyak engkau perolehi rezeki dari Allah dalam waktu satu tahun?”
“Sebesar biji gandum,” jawabnya.

Kemudian, Nabi Sulaiman memberi semut sebiji gandum lalu memeliharanya dalam sebuah botol. Setelah genap satu tahun, Sulaiman membuka botol untuk melihat nasib si semut. Namun, didapatinya si semut hanya memakan sebahagian biji gandum itu.
“Mengapa engkau hanya memakan sebahagian dan tidak menghabiskannya?” tanya Nabi Sulaiman.
“Dahulu aku bertawakal dan pasrah diri kepada Allah,” jawab si semut. “Dengan tawakal kepada-Nya aku yakin bahawa Dia tidak akan melupakanku. Ketika aku berpasrah kepadamu, aku tidak yakin apakah engkau akan ingat kepadaku pada tahun berikutnya sehingga boleh memperoleh sebiji gandum lagi atau engkau akan lupa kepadaku. Kerana itu, aku harus tinggalkan sebahagian sebagai bekal tahun berikutnya.”
Nabi Sulaiman, walaupun ia sangat kaya raya, namun kekayaannya adalah nisbi dan terbatas. Yang Maha Kaya secara mutlak hanyalah Allah SWT semata-mata. Nabi Sulaiman, meskipun sangat baik dan kasih, namun yang Maha Baik dan Maha Kasih dari seluruh pengasih hanyalah Allah SWT semata. Dalam diri Nabi Sulaiman tersimpan sifat terbatas dan kenisbian yang tidak dapat dipisahkan; sementara dalam Zat Allah sifat mutlak dan absolut.
Bagaimanapun kayanya Nabi Sulaiman, dia tetap manusia biasa yang tidak boleh sepenuhnya dijadikan tempat bergantung. Bagaimana kasihnya Nabi Sulaiman, dia adalah manusia biasa yang menyimpan kedaifan-kedaifannya tersendiri. Hal itu diketahui oleh semut Nabi Sulaiman. Kerana itu, dia masih tidak percaya kepada janji Nabi Sulaiman ke atasnya. Bukan kerana khuatir Nabi Sulaiman akan ingkar janji, namun khuatir Nabi Sulaiman tidak mampu memenuhinya lantaran sifat manusiawinya. Tawakal atau berpasrah diri bulat-bulat hanyalah kepada Allah SWT semata, bukan kepada manusia.
Apabila seseorang menganggap bahwa dirinyalah yang menggaji karyawan, yang memberi makan karyawan, sesungguhnya dia hanyalah perantara dari Allah, jikalau dia berkehendak untuk memecat karyawan itu atau tidak memberi job pada karyawan itu, belum tentu karyawan itu lalu kelaparan dan mati, atau jatuh miskin, karena rejeki itu hanyalah kapunyaan Allah, sehingga sering kita mendengar bahwa seekor binatang terkecil semacam kuman atau sejenisnya semua rejekinya sudah ditanggung oleh Allah.
Manusia tidak bisa menjamin untuk bisa menghidupi memberikan kekayaan atau apapun tanpa seijin Allah, juga tidak bisa membuat miskin seseorang dengan sengaja tidak memberikan job atau menyingkirkannya karena penjamin rejeki itu hanyalah Allah semata. Kasih sayang Allah ini sampai ke taraf “Maha” dimana orang kafirpun dijamin rejekinya sama Allah. kalau lebih dalam lagi, siapa sich orang kafir itu, mengakui keberadaan Allah saja dia tidak mau apalagi bersyukur atas nikmatNya? tapi bisa kita lihat kenapa banyak orang kafir atau malah kebanyakan orang kafir bisa menjadi Milyader? itulah Allah yang Maha Rahman dan Rahiem, Maha Welas Asih, tidak seperti manusia sedikit membenci aja rasanya “owel” ngasih duit, atau boro-boro duit senyum aja kecut kalau melihat orang lain sedikit ada nikmat. Astaghfirullah semoga kita semua tidak menjadi orang yang kata AA Gym SMS (Senang Melihat orang lain Susah-red) dan semoga kita menjadi orang yang percaya bahwa penjamin segala rejeki ataupun Nikmat hanyalah Allah. Dan dengan itu kita tidak menjadi orang yang sombong dan selalu sadar bahwa “Siapapun Berhak mendapatkan Nikmat Allah”, Amien.
Sumber: http://hana.staff.uii.ac.id/2008/11/26/siapapun-berhak-mendapatkan-nikmat-allah/

Baca Selengkapnya ....

MENSYUKURI NIKMAT ALLAH

Posted by Unknown 0 komentar
Setelah sholat Tahajud malam ini, seperti biasanya saya membuka laptop dan lalu saya buka program MP3. Mulailah terdengar Q.S. Ar-Rokhman dari dalam laptop saya. Enak di telinga dan teduh di hati. Alangkah indahnya bila kita sering mendengarkan kalam ilahi, memahami isinya dan melaksanakannya dalam kehidupan. Tentu kita akan termasuk orang yang senantiasa bersyukur. Mensyukuri nikmat Allah yang luar biasa besarnya. Sehingga tak heran bila Beliau yang diatas menegur kita dengan firman-Nya, Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?
Saya renungi perjalanan hidup saya. Saya pandangi foto kedua orang tua saya yang sudah almarhum. Tentu mereka ingin anaknya kelak menjadi orang yang berguna untuk sesamanya. Saling berbagi kebaikan dan mengajarkan kebajikan.


Saya masih ingat, ketika ayah masih hidup. tak pernah sedikitpun beliau marah. Kalaupun beliau marah, marahnya tak terlihat dan biasanya beliau langsung ambil wudhu lalu sholat. Berbeda dengan ibu. Ibu selalu memarahi kami. Apalagi bila kami malas untuk belajar. Tapi, bila kami ujian, ibulah yang selalu berpuasa untuk kami. Menyiapkan sarapan pagi dan segala keperluan kami. Dari mulai kami bangun sampai kami mau tertidur lagi.
Kini keduanya telah dipanggil Allah. Meninggalkan kenangan yang tak akan terlupakan. Saya bersyukur mempunyai kedua orang tua yang menyayangi saya. Memberikan contoh bagaimana mengarungi kehidupan. Kadang bersahabat, dan kadang kurang bersahabat. Itulah hidup harus dihadapi dengan keluhuran budi. Pandai memadukan tata rasa, tata pikir, dan tata tindakan ke dalam tata krama yang berujung kepada akhlak mulia. Tak banyak orang seperti ini, dan tidak mudah untuk dapat seperti itu.
Mensyukuri nikmat Allah harus menjadi bagian dalam hidup kita. Kadang tak sadar kita kurang bersyukur kepada-Nya. Mengeluh dan hanya mengeluh. Tak pernah kita berterima kasih kepada-Nya. Padahal sudah begitu banyak nikmat yang Allah berikan kepada kita. Mulai dari nikmat kesehatan, nikmat kekayaan, dan nikmat-nikmat Allah yang lainnya.
Tak terasa adzan subuh sudah berkumandang di masjid. Saling bersahutan antara masjid satu dengan masjid lainnya. Panggilan untuk umat muslim sholat berjamaah. Tapi, mengapa sedikit yang datang ke masjid? Apakah ini tanda kita mensyukuri nikmat Allah??
Oleh: Wijaya Kusumah
Sumber: http://umum.kompasiana.com/2009/01/20/mensyukuri-nikmat-allah/


Baca Selengkapnya ....

MENUJU AMPUNAN ALLAH

Posted by Unknown Senin, 20 Desember 2010 0 komentar
Manusia dalam bahasa arab disebut al insan, al insan sendiri berarti tempatnya lupa dan salah (al insaanu mahallul khata’ wannisyan), jadi wajar kalau yang namanya manusia sering lupa dan melakukan kesalahan. Oleh sebab itu Allah selalu menurunkan para nabi dan rasul, untuk mengingatkan manusia akan ke alpaannya. Sampai Allah mengutus nabi yang terakhir dengan ad-dinul islam, agar manusia bisa kembali kepada kepitrahannya sebagai manusia yang telah berjanji sewaktu di alam rahim, yang mengakui akan keesaan Allah swt.
Selain itu manusia yang sering lupa akan keesaan Allah, bahkan semakin hari semakin meningkat melakukan kesalahan, juga sering lupa untuk kembali kejalan yang benar dan bertaubat, agar diakhir hayatnya husnul khatimah, Allah pun mengingatkan kita melalui firmanNya.


“ Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan bagi orang-orang yang bertaqwa”.(QS.Ali Imran:133)
Ayat ini memerintahkan kita untuk bersegera memohon ampunan Allah swt atas kesalahan yang kita lakukan selama ini, dan bergegas memburu balasan surga.
Perintah Allah ini diperkuat dengan sabda Nabi saw, agar kita bersegera untuk mengerjakan amal shaleh dan meningkatkan ke imanan dan ketaqwaan kita, karena perkembangan jaman dapat merubah manusia dari beriman menjadi kafir.
Sabda Nabi saw: “ Dari Abu Hurairah RA, bahwasanya Rasulullah saw bersabda,” bersegeralah kalian untuk mengerjakan amal amal shaleh, karena akan terjadi bencana yang menyerupai malam yang gelap gulita, yakni seseorang yang diwaktu pagi beriman tetapi sorenya telah kafir, atau waktu sore beriman, tetapi paginya telah menjadi kafir. Ia menjual agama dengan sedikit keuntungan dunia”( HR. Muslim).
Hadits ini menjelaskan kewajiban berpegang teguh pada agama dan jangan menunda nunda lagi untuk berbuat baik. Karena semakin hari semakin besar rongrongan dan cobaan yang harus dihadapai oleh seorang muslim. Bahkan adakalanya orang menganggap mengamalkan ajaran agama dianggap orang yang aneh.
Begitu dahsyatnya fitnah akhir zaman, sehinga banyak orang yang menggadaikan agamanya dengan yang makruh, syubhat, bahkan yang lebih parah kepada yang haram, demi keikmatan dunia yang sesaat.
Bersegera mengambil keuntungan dari pintu kehidupan selagi belum ditutup untuk kita. Mari kita perbanyak melakukan amal amal baik selagi masih ada kesempatan. Cepat memasuki pintu taubat selagi masih terbuka bagi kita. Gunakan pintu do’a selagi ijabah Allah masih ada.
Sabda Nabi saw: Dari Abu Hurairah RA, disebutkan bahwasanya Rasulullah saw bersabda;”Bersegeralah kalian untuk beramal sebelum datangnya tujuh perkara. Apakah kamu menantikan kemiskinan yang dapat melupakan, kekayaan yang dapat menimbulkan kesombongan, sakit yang dapat menghancurkan, tua yang dapat melemahan, mati yang dapat menyudahi segalanya, ataukan menunggu datangnya dajjal padahal dia sejelek jelek yang ditunggu, atau menunggu datangnya hari kiamat, padahal kiamat adalah sesuatu yang amat berat dan amat menakutkan (HR. Tarmizi).

Baca Selengkapnya ....
Ricky Pratama's Blog support EvaFashionStore.Com - Original design by Bamz | Copyright of ALI SHOLIHIN'S BLOG.